VIVAnews -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkejut mendengar pengakuan terdakwa kasus mafia hukum, Gayus Tambunan, terkait peran Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dalam kasusnya.
"Presiden terkejut. Presiden belum pernah dilapori hal-hal yang disebutkan Gayus dalam konpers itu," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 19 Januari 2011.
Bagaimana tanggapan Presiden? "Ya tidak membayangkan, karena kami mendengarkan sesuatu yang baru pertama kali didengarkan."
SBY sendiri tidak mengikuti secara langsung jalannya sidang Gayus Tambunan. Karena, pada waktu yang sama, SBY menerima kedatangan mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
"Tadi saat sidang Gayus memang presiden masih bicara, bertemu dengan Pak JK. Jadi beliau tidak melihat langsung, tapi setelah bertemu JK selesai, saya langsung sampaikan kepada presiden terkait tentang vonis pengadilan Gayus," kata Julian.
"Saya jelaskan bahwa bebeapa hal yang disampaikan Gayus, bahwa di sana disebut-sebut peran dari Satgas Pemberantasan Mafia Hukum."
Atas laporan itu, Presiden SBY langsung memerintahkan Satgas untuk memberikan klarifikasi. SBY memberikan waktu 1 X 24 jam. "Oleh karena itu presiden setelah mendengarkan laporan yang saya sampaikan segera memerintahkan Satgas untuk segera memberikan klarifikasi penjelasan kepada publik dalam waktu 1 X 24 jam atau hari ini dan menyampaikannya secra tertulis kepada presiden hari ini," kata dia.
Usai sidang Rabu siang, Gayus 'buka-bukaan'. Ia mengungkapkan kepergiaannya ke Singapura atas sepengetahuan Satgas. "Saya tiga kali bertemu Satgas, tanggal 18, 22 dan 24 Maret (2010). Saat itu berulang kali Denny bilang kalau bisa kasus ini dipegang KPK, karena dia tidak percaya Mabes Polri. Keberangkatan saya pada tanggal 24 disuruh Denny," kata Gayus di PN Jaksel, Rabu 19 Januari 2011.
Denny menyarankan Gayus ke Singapura agar dia dan Andi Kosasih tidak menjadi korban. Denny, kata Gayus, menyarankan agar dia tidak pulang dulu ke Indonesia sebelum Haposan Hutagalung tertangkap.
Gayus buka-bukaan karena ia merasa kecewa dengan sikap Satgas yang telah memperkeruh suasana dan menyudutkannya, dengan menyebutkan ia ke Bali bertemu Aburizal Bakrie dan mengamankan aset-asetnya saat pesiar ke luar negeri. "Seolah saya ini penjahat," kata Gayus.
Dia menambahkan, "Denny yang menyarankan saya memakai pengacara dari Adnan Buyung. Namun justru Denny bermanuver sendiri yang merugikan saya dan Bang Buyung, dengan selalu menembak Ical. Bukannya membongkar mafia pajak yang kemungkinan melibatkan Direktur dan Dirjen Pajak, atau membongkar peran Cirus Sinaga yang kemungkinan membongkar kasus Antasari."
"Tolong jangan saya dijadikan alat politik. Saya kecewa yang sangat besar pada Satgas, khususnya Denny Indrayana, Mas Achmad Santosa, termasuk Yunus Husein, ada beberapa poin yang selama ini saya keep rapat-rapat untuk membantu mereka, tapi perbuatan mereka malah memperkeruh suasana," kata dia.
Sumber: Kaskus.us
0 komentar:
Posting Komentar
Komeng di sini....